“Sudah baca Mylien, belum?”
“Apa yang dikatakan Hermawan Kertajaya tentang ini?”
“Google tidak ngomong lagi tentang brand, tapi platform ...”
Wah senang rasanya mendengar dialog tim manajemen Sang Bintang School (SBS) seperti di atas. Tim manajemen sudah menemukan flow –nya ketika membahas masalah di lapangan. Mereka sudah punya rujukan ketika mentok pada suatu kasus di lapangan. Dan ketika tak ada rujukan, mereka mencoba mengakomodirnya dengan membuat pendekatan dengan teori lain.
Dari BSC sampai Blue Ocean Strategy
Senang rasanya, mereka sudah menyebut nama guru marketing Asia, Hermawan Kertajaya dalam dialog atau diskusi tentang kasus-kasus di lapangan. Apalagi mereka juga selalu merujuk pada buku yang ia tulis: Marketing 3.0, Grow the Character.
Senang juga rasanya melihat anggota tim SBS bergantian membaca buku-buku Rhenald Kasali yang memang best seller seperti Recoding Your Change DNA, Powehouse, sampai Cracking Zone. Mereka juga mulai merasa penting dan bergairah ketika membaca majalah Swa, Marketing atau tabloid Kontan. Situs-situsnya pun mulai disambangi.
Memang saat dites, kebanyakan mereka belum terlalu memahami teori-teori manajemen mutakhir seperti BSC (Balanced Scorecard), Six Sigma, TQM, atau Blue Ocean Strategy. Tapi antusiasme yang mulai tumbuh adalah tanda bahwa waktunya sudah dekat. Diskusi-diskusi kami jadi sangat berisi. Solusi-solusi yang lahir menjadi sangat global, dan ide-ide yang keluar pun sudah didukung teori-teorinya.